Menpora Dito Ungkap Ada 300 Atlet Diaspora Berbakat
Menpora Dito Ariotedjo mengungkapkan bahwa ada sekitar 300 atlet Diaspora potensial yang telah terdata oleh pihaknya. Jumlah ini berasal dari berbagai cabang olahraga selain sepakbola. Hal ini diungkapkan oleh Menpora berusia 34 tahun tersebut dalam menjawab pertanyaan tentang peluang menaturalisasi atlet dari cabang olahraga lain, di luar sepakbola, pada Rapat Kerja dengan Komisi X, bersama PSSI, untuk membahas proses naturalisasi tiga pemain yakni Kevin Diks, Estella Loupattij, dan Noa Leatom di Gedung DPR-MPR RI, Senin (4/11/2024).
“Sejak pertengahan tahun 2023, kami di Kemenpora telah membuka divisi khusus yang berkaitan dengan potensi diaspora. Kami melakukan riset, scouting, dan database untuk mencari atlet-atlet yang berpotensi di cabang-cabang olahraga lain, di luar sepakbola, yang merupakan warga negara asing namun memiliki darah Indonesia,” kata Dito, seperti yang dilaporkan oleh detikSport dari situs Youtube DPR RI.
“Hingga saat ini, sudah ditemukan sekitar hampir 300 atlet potensial di berbagai cabang. Prinsipnya, kami melakukan riset dan hasilnya kami berikan kepada federasi yang bersangkutan.” Dito kemudian memberikan contoh cabang olahraga basket yang telah memiliki beberapa atlet naturalisasi. Sebelumnya, PP Perbasi telah memaksimalkan beberapa pemain naturalisasi seperti Jamarr Johnson, Marquez Bolden, dan Lester Prosper.
“Tetapi yang kami riset benar-benar berdarah Indonesia, jadi diaspora, itu dari cabang atletik, aquatik, gymnastic, dan beberapa cabang lainnya. Prinsipnya, kami melakukan riset jika cabang tersebut membutuhkan, baru kami proses,” ujarnya.
Meskipun pencarian atlet diaspora dilakukan dengan gencar, Menpora Dito menegaskan bahwa Kemenpora tidak melupakan proses-proses jangka panjang serta pembinaan atlet asli yang lahir dan berkembang di Indonesia. Contohnya, cabang olahraga sepakbola kelompok usia di bawah 17 tahun, di bawah 20 tahun, dan di bawah 23 tahun, diyakini hampir 100 persen berasal dari pemain asli Indonesia.
“Walaupun di U-20, U-23 terdapat satu atau dua naturalisasi. Saya menjadi saksi Coach Indra (Sjafri) dan Coach Nova (Arianto) melakukan scouting hingga ke daerah-daerah terpencil,” katanya menjelaskan.
“Sampai kami lakukan seleksi, misalnya waktu itu di Bali jumlah pendaftar mencapai dua ribu hingga tiga ribu peserta, dan hal ini terjadi di setiap daerah. Jadi memang apa yang dilakukan PSSI saat ini dalam kebijakan naturalisasi di posisi-posisi tertentu pastinya sudah melalui proses, kebutuhan, dan juga riset yang melibatkan berbagai sudut pandang pakar.”
Selain talent scouting, kejuaraan daerah, kejuaraan dari U-7 hingga junior, saat ini fasilitas untuk pembinaan atlet sedang dipersiapkan. Contohnya, untuk 9 cabang termasuk sepakbola di Cibubur dan tingkat dunia.
“Khusus untuk atletik, juga ada di Pangalengan. Baru saja minggu terakhir periode 2024 kami resmikan dan nantinya di IKN TC sepakbola juga sudah siap. Tinggal menunggu peresmian dari Presiden dan presiden FIFA, dan insyaallah ke depan juga beberapa aset untuk pembinaan atlet junior dan senior akan kami bangun,” ucap Menpora Dito.