Kelompok Hizbullah Lebanon merayakan kemenangan mereka atas Israel setelah kedua belah pihak sepakat untuk gencatan senjata. Mereka yakin bahwa kemenangan ini adalah hasil dari dukungan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pernyataan mereka, Hizbullah menyatakan bahwa para pejuang mereka tetap siap menghadapi ambisi dan serangan musuh Israel.
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Prancis mulai berlaku pada Rabu pagi. Menurut kesepakatan tersebut, Angkatan Bersenjata Lebanon akan dikerahkan ke selatan Lebanon dalam waktu 60 hari, sementara Israel akan menarik pasukannya secara bertahap. Hizbullah juga diwajibkan untuk memindahkan pasukannya ke utara Sungai Litani.
Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa meskipun tidak akan ada pasukan Amerika di Lebanon selatan, mereka akan memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan kesepakatan ini terlaksana dengan baik. Biden juga menekankan pentingnya pemulihan bagi warga sipil di kedua belah pihak, agar mereka dapat kembali ke komunitas mereka dan membangun kembali kehidupan mereka.
Pengerahan pasukan Lebanon ke daerah perbatasan dengan Israel bertujuan untuk mencegah Hizbullah mempersenjatai diri kembali sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701. Meskipun ada korban tewas dan luka-luka dalam serangan Israel di Lebanon, diharapkan dengan gencatan senjata ini, situasi di wilayah tersebut dapat kembali tenang.
Serangan udara Israel sebelum gencatan senjata mengakibatkan kerusakan di Beirut dan daerah sekitarnya, serta provinsi-provinsi lain di Lebanon. Namun, dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan perdamaian dan rekonstruksi dapat segera dilakukan untuk memulihkan kehidupan masyarakat setempat.
Semoga dengan gencatan senjata ini, kedua belah pihak dapat menyelesaikan konflik mereka secara damai dan memulai proses rekonstruksi untuk membangun kembali wilayah yang terdampak.