Militer Israel Meretas Bandara Beirut Pesawat Sipil Iran dalam Bahaya

Militer Israel Meretas Bandara Beirut, Pesawat Sipil Iran dalam Bahaya

Menteri Transportasi Lebanon, Ali Hamieh, telah memerintahkan pesawat sipil Iran untuk tidak memasuki wilayah udara Lebanon setelah Israel mengancam akan menggunakan kekerasan. Menurut sumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, militer Israel meretas frekuensi radio menara kontrol di Bandara Internasional Beirut pada hari Sabtu dan mengancam akan menyerang pesawat sipil Iran jika mencoba mendarat. Media Israel melaporkan bahwa pesawat-pesawat sipil Iran akhirnya berbalik arah pada Minggu (29/9/2024).

Sumber tersebut juga mengonfirmasi bahwa Menteri Hamieh telah memberikan instruksi kepada pesawat sipil Iran untuk menghindari memasuki wilayah udara Lebanon dan untuk tidak mendarat di Bandara Internasional Rafic Hariri. Meskipun juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, memperingatkan tentang pengiriman senjata ke Hizbullah melalui bandara tersebut, Menteri Hamieh menepis klaim tersebut dalam pernyataan di televisi. Dia menegaskan bahwa Bandara Internasional Beirut adalah milik sipil dan bahwa aktivitas pesawat militer di sana harus mendapat persetujuan eksklusif dari militer Lebanon.

Pada hari Sabtu, militer Israel mengumumkan telah membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara besar-besaran yang menargetkan daerah permukiman di pinggiran selatan Beirut pada hari Jumat. Enam bangunan dilaporkan hancur dalam serangan tersebut, yang dilakukan dengan bom penghancur bunker seberat 2.000 pon. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan enam orang tewas dan 91 lainnya luka-luka, namun jumlah korban tewas bisa bertambah karena ratusan orang masih hilang menurut Pertahanan Sipil Lebanon.

Lebih dari 720 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam agresi Israel di Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Situasi ini semakin memanas dan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Semoga kedamaian dapat segera tercapai dan konflik dapat diselesaikan dengan damai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *