Ribuan Tentara Ukraina Kabur dari Brigade Prancis

Ribuan Tentara Ukraina Kabur dari Brigade Prancis

Ribuan tentara Ukraina diketahui telah melarikan diri dari sebuah brigade yang dilatih oleh Prancis. Mereka tidak hanya meninggalkan tanpa berperang melawan pasukan Rusia. Menurut jurnalis terkemuka Yuriy Butusov, sekitar 1.700 tentara dari Kyiv kabur dari brigade tersebut tanpa melibatkan diri dalam pertempuran melawan Moskow, sementara sekitar 50 tentara lainnya melarikan diri saat sedang berlatih di Prancis.

Ukraina telah memulai penyelidikan kriminal terhadap kasus desersi dan “penyalahgunaan kekuasaan” setelah laporan dari jurnalis tersebut muncul. Brigade Mekanik ke-155, yang dikenal sebagai “Anne of Kyiv”, adalah salah satu dari beberapa kelompok militer yang dibentuk tahun lalu dalam upaya Ukraina untuk meningkatkan kesiapan menghadapi kemungkinan serangan dari Rusia. Unit ini seharusnya terdiri dari 4.500 tentara, di mana sebagian besar diantaranya dilatih oleh Prancis dan diberikan peralatan tempur.

Namun, perkembangan brigade ini dipenuhi dengan berbagai masalah, termasuk manajemen yang buruk seperti yang diungkapkan oleh seorang anggota Parlemen. Biro Investigasi Negara Ukraina telah membuka penyelidikan kriminal terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang pejabat militer dan kasus desersi, namun belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Menurut juru bicara biro tersebut, Tetiana Sapian, “Investigasi masih berlangsung. Masih terlalu dini untuk memberikan hasil awal apapun.” Anggota Parlemen Mariana Bezugla menyatakan bahwa brigade tersebut telah dibubarkan dan personelnya didistribusikan kembali ke unit lain. Dia menyalahkan kurangnya “koordinasi struktur komando” sebagai penyebab utama dari kegagalan brigade tersebut.

Tentara Ukraina menghadapi masa depan yang tidak pasti di tahun 2025. Moskow telah mengalokasikan banyak sumber daya untuk invasinya selama hampir tiga tahun terakhir, sementara Ukraina bergantung pada bantuan dari Amerika Serikat di masa depan, terutama setelah Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat. Sementara itu, pasukan Rusia berhasil maju hingga 4.000 kilometer persegi di wilayah Ukraina tahun lalu, sementara tentara Ukraina terus berjuang dengan kekurangan personel dan kelelahan kronis.

Kondisi ini menunjukkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi oleh Ukraina dalam menghadapi ancaman dari Rusia. Semoga Ukraina dapat menemukan solusi yang tepat dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk melindungi kedaulatan negaranya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *